Kekuasaan
A.
Definisi
Kekuasaan
Pengertian
kekuasaan secara umum adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Pengertian
kekuasaan dirumuskan secara umum sebagai kemampuan seorang pelaku untuk
memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang sehingga sesuai atau persis
dengan keinginan pelaku yang memiliki kekuasaan.
Menurut
Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992 bahwa
pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan
kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini
(Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung den eigenen
Willen durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen, gleichviel worauf
diese chance beruht).
Pengertian
kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah
keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki
pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Pengertian
kekuasaan oleh ahli politik kontemporer ini sedikit lebih kasar, menurutnya,
pengertian kekuasaan adalah: Kemampuan (Force is the ability) untuk
mengakibatkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang
bersangkutan (to cause someone to act in a way which she would not
choose), dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan (left
to herself). Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan kehendaknya (In other words to force someone
to do something against her will).
B. Sumber Kekuasaan Menurut
French&Raven
1. Coercive
Power (Kuasa Paksaan).
adalah kemampuan untuk menghukum atau
memperlakukan seseorang yang tidak melakukan permintaan atau perintah.
Diperoleh dari salah satu kapasitas untuk membagikan punishment pada mereka
yang tidak mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan ini juga bisa dibilang
kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki kuasa dalam suatu hal.
Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau pengikutnya, menjadi
tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang diberikan oleh orang yg berkuasa
itu. Karena jika mereka tidak mengikuti apa yang diperintahkan, maka
bawahan/pengkutnya tersebut akan mendapatkan sebuah hukuman. Contoh dari
Coercive power adalah : misal, seorang atasan memberikan pemotongan gaji
terhadap karyawan/bawahannya, karena bawahaanya tersebut telah melanggar
peraturan perusahaan, bahkan jika kesalahan bawahannya tersebut fatal, maka si
atasan akan melakukan pemecatan terhadapnya, atau seorang guru memberikan
hukuman terhadap siswanya, dengan memberikan tugas yang banyak. Menurut Molm,
1987,1988 Seseorang juga menggunakan Coersive untuk mempengaruhi anggota grup
lain, walaupun kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan reward power
daripada coersive power jika keduanya tersedia
2. Insentif
Power (Reward Power).
Reward power adalah suatu sikap yang
patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan kepatuhan/kemampuan untuk memberikan
reward (imbalan) agar dipandang orang lain berharga, Seseorang akan patuh
terhadap orang lain, jika dijanjikan akan diberikan sebuah imbalan yang sesuai
dengan prestasinya. Selain itu reward power juda bisa diartikan kemampuan dalam
mengontrol distribusi dalam pemberian reward atau menawarkan pada grup lainnya.
Contoh dari Reward Power adalah bisa dalam bentuk : Bintang emas untuk murid,
gaji untuk karyawan, persetujuan sosial untuk subyek dalam eksperimen, positif
feed back untuk karyawan, makanan untuk orang kelaparan, kebebasan untuk
narapidana, dan bahkan bunuh diri untuk yang merasa hidupnya tersiksa.
3. Legitimate
Power (Kuasa yang sah).
Legitimate power adalah Pemimpin
memperoleh hak dari pemegang kekuatan untuk memerlukan dan menuntut ketaatan.
Seseorang yang telah memiliki legitimate power, akan menuntut bawahan atau
pengikutnya untuk selalu taat pada peraturannya. Karena legitimate power
memiliki definisi lain, yaitu kekuatan yang bersumber dari otoritas yang dapat
dipertimbangkan hak untuk memerlukan dan pemenuhan perintah. Contoh daro
Legitimate Power adalah : Pegawai polisi mengatakan penonton untuk pindah jika
berada dalam suatu konser/pertunjukan musik, dosen menunggu isi kelas diam dan
tenang sebelum mengajarkan materinya.
4. Expert
power (Kekuasaan Pakar).
Pengaruh berdasar pada kepercayaan
target bahwa pemegang kekuatan memiliki keahlian dan kemampuan yang superior
dalam bidangnya. Seseorang yang memang ahli dalam bidangnya, akan mudah untuk
menguasai/ mempengaruhi orang lain.Para anggota dalam suatu kelompok, pasti
memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Maka dari itulah, suatu kelompok
tercipata untuk saling melengkapi kekurangan anggota kelompki lainnya. Namun
pada dasarnya, French dan Raven seseorang tidak perlu menjadi ahli untuk
mendapatkan kekuatan ahli. Orang tersebut hanya perlu diterima oleh orang lain
sebagai seorang yang ahli (Kapolwitz,1978; Littlepage & Mueller,1997).
Sebenarnya, seseorang tidak harus memaksakan diri untuk menjadi seseorang yang
ahli. Karena, sebenarnya kemampuan apapun yang kita miliki, tidak hanya kita
yang menilai, tapi kita pun perlu penilaian dari orang lain. Contoh dari expert
power adalah : seorang pasien percaya pada hasil diagnose dokter atas pentakit
yang dideritanya, seseorang percaya pada seorang ilmuwan pada bidang, karena
ilmuwan tersebut telah membuktikan hasil penelitiaanya.
5. Referent
Power (Kekuasaan Rujukan).
Pengaruh yang didasarkan pada pemilikan sumber daya
atau ciri pribadi yang diinginkan oleh seseorang, berkembang dari rasa kagum
terhadap orang lain, untuk menjadi seperti orang yang dikaguminya itu,
dikarenakan adanya karisma. Selain itu, Referent power juga menjelaskan bagaimana
charismatic leader (seberapa tinggi komitmen anggota tersebut pada kelompoknya)
mengatur untuk menggunakan banyak kontrol dalam grup mereka. Siapakah anggota
yang paling baik, paling disukai, paling dihargai dsb. Contoh dari referent
power adalah : Misalnya seorang pengikut dalam suatu kelompok, sangat mengagumi
ketua kelompoknya, karena ketua kelompoknya tersebut memiliki pribadi yang
kompeten, baik hati, bersikap mengayomi kepada semua pengikutnya, dan tidak
pernah bersikap otoriter.
0 komentar:
Post a Comment