a. Wewenang
Suatu kekuasaan ekstra yang potensial,
yang diberikan oleh pihak ketiga(yaitu organisasi) kepada beberapa anggotanya
dengan maksud untuk menjamin suatu pembagian kekuasaan yang tidak sama; dengan
kata lain agar memberikan kepastian bahwa beberapa orang adalah sebagai kepala
dan yang lain sebagai bawahan.
b. Taktik
Kekuasaan, tekanan dan paksaan
Taktik-taktik kekuasaan yang memaksa
sebagai mekanisme pengaruh. Biasanya bergantung kepada pengurangan (atau
ancaman pengurangan) terhadap sarana-sarana pemuasan kebutuhan orang lain,
disertai dengan suatu tuntutan perubahan perilaku.
c. Manipulasi
(model licik untuk mempengaruhi)
Suatu kekuasaan yang perlu dipertanyakan
dan bersifat merendahkan diri. Mempengaruhi sesorang atau kelompok dengan
tujuan untuk mengubah perilaku atau persepsi orang atau kelompok secara licik.
d. Model
kerjasama (mempengaruhi tanpa wewenang atau paksaan)
Sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama
(soekanto, 1990) kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk suatu hasil
(baron & byane, 2000)
-
Wewenang
Wewenang adalah resmi,dapat dilimpahkan kekuasaan yang
dipasang pada bahu. Wewenang adalah
kekuasaan yang memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang adalah
mekanisme memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang mekanisme
kelembagaan yang bertujuan untuk mana diantara dua anggota suatu hubungan.
a. Wewenang
menurut orang yang memegangnya
Wewenang sungguh-sungguh berguna karena
merupakan suatu mekanisme untuk melakukan koordinasi dan pengendalian dalam
organisasi. Orang harus disuruh bekerja pada waktunya. Mereka harus menggunakan
waktunya untuk lebih baik bekerja ketimbang bercerita atau berada diruang
istirahat. Mereka harus melaksanakan kebijaksanaan dan membuat keputusan yang
tepat. Mereka harus mengerjakan semua hal ini apabila organisasi ingin cepat
maju mencapai tujuan-tujuannya dengan berbagai jenis cara yang terkoordinasi.
b. Wewenang
menurut para bawahan
Komunikasi dari bawah sering tidak
lancar. Terlalu banyak pekerja yang bersikap bahwa adalah sia-sia bahkan
berbahaya untuk “memanjat” menghubungi atasan. Mereka mengelak berkomunikasi
dengan atasan karena tiga alasan pokok:
1. Mereka
takut akan otoritas.
2. Mereka(pekerja)
tidak begitu yakin bahwa mereka benar.
3. Mereka
berpikir bahwa resiko untuk berkomunikasi keatasan banyak ruginya daripada
untungnya.
Daftar Pustaka
Feinberg,
M.R.(1994).Psikologi Manajemen,Alih Bahasa R.Turman.Jakarta: PT Kesaint Blanc
Indah Corp
0 komentar:
Post a Comment