TEORI HARAPAN
A.
Pengertian
Teori Harapan
Teori harapan kadang disebut teori ekspektansi atau
expectancy theory of motivation dikemukakan oleh Victor Vroom pada tahun 1964.
Vroom lebih menekankan pada faktor hasil (outcomes), ketimbang kebutuhan
(needs) seperti yang dikemukakan oleh Maslow and Herzberg.
Teori ini menyatakan bahwa intensitas kecenderungan
untuk melakukan dengan cara tertentu tergantung pada intensitas harapan bahwa
kinerja akan diikuti dengan hasil yangpasti dan pada daya tarik dari hasil
kepada individu.
Vroom dalam Koontz, 1990 mengemukakan bahwa
orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai
tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian
tujuan tersebut.
Sehubungan dengan tingkat ekspektansi seseorang
Craig C. Pinder (1948) dalam bukunya Work Motivation berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat harapan atau ekspektansi seseorang
yaitu:
a. Harga
diri.
b. Keberhasilan
waktu melaksanakan tugas.
c. Bantuan
yang dicapai dari seorang supervisor dan pihak bawahan.
d. Informasi
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas
e. Bahan-bahan
baik dan peralatan baik untuk bekerja.
Sementara teori harapan menyatakan bahwa motivasi
karyawan adalah hasil dari seberapa jauh seseorang menginginkan imbalan
(Valence), yaitu penilaian bahwa kemungkinan sebuah upaya akan menyebabkan
kinerja yang diharapkan (Expectancy), dan keyakinan bahwa kinerja akan
mengakibatkan penghargaan (Instrumentality ). Singkatnya, Valence adalah
signifikansi yang dikaitkan oleh individu tentang hasil yang diharapkan.
Ini adalah kepuasan yang diharapkan dan tidak aktual
bahwa seorang karyawan mengharapkan untuk menerima setelah mencapai tujuan.
Harapan adalah keyakinan bahwa upaya yang lebih baik akan menghasilkan kinerja
yang lebih baik. Harapan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepemilikan
keterampilan yang sesuai untuk melakukan pekerjaan, ketersediaan sumber daya
yang tepat, ketersediaan informasi penting dan mendapatkan dukungan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
B.
Kelebihan
Teori Harapan
1. Teori
harapan mendasarkan diri pada kepentingan individu yang ingin mencapai kepuasan
maksimal dan ingin meminimalkan ketidakpuasan.
2. Teori
ini menekankan pada harapan dan persepsi, apa yang nyata dan aktual.
3. Teori
harapan menekankan pada imbalan atau pay-off.
4. Teori
harapan sangat fokus terhadap kondisi psikologis individu dimana tujuan akhir
dari individu untuk mencapai kesenangan maksimal dan menghidari kesulitan.
C.
Keterbatasan
Teori Harapan
1. Teori harapan tampaknya terlalu
idealis karena hanya individu tertentu saja yang memandang korelasi tingkat
tinggi antara kinerja dan penghargaan.
2.
Penerapan
teori ini terbatas sebab tidak langsung berkorelasi dengan kinerja di banyak
organisasi. Hal ini terkait dengan parameter lain juga seperti posisi, tanggung
jawab usaha, pendidikan, dan lain-lain.
D.
Contoh Impilikasi Teori Harapan
1. Para manajer dapat mengkorelasikan
hasil yang lebih disukai untuk tingkat kinerja yang ditujukan.
2.
Para
manajer harus memastikan bahwa karyawan dapat mencapai tingkat kinerja yang
ditujukan.
3.
Karyawan
layak harus dihargai untuk kinerja luar biasa mereka.
4.
Sistem
imbalan harus berlaku jujur dan adil dalam suatu organisasi.
5.
Organisasi
harus merancang pekerjaan yang dinamis dan menantang.
6.
Tingkat
motivasi karyawan harus terus dikaji melalui berbagai teknik seperti kuesioner,
wawancara personal, dan lain-lain.
Sumber:
Sunyoto
Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sihotang.
A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya
Paramita
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/
http://perilakuorganisasi.com/teori-harapan.html
http://perilakuorganisasi.com/teori-harapan.html
0 komentar:
Post a Comment