Teori Humanistik
A.
Pengertian
Pengertian humanistik yang beragam
membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai
macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai
kata humanistik dalam artikel pendidikan (Alwisol, 2009)
Menurut aliran humanistik, para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Beberapa psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembanglebih baik dan
juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini
dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang
benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis
dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator
yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan
sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada
behaviorisme (Hidayat, 2011)
Secara singkatnya, pendekatan humanistik
dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus
pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya
dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal
sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan
membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. (Alwisol, 2009)
Dalam teori belajar humanistik, belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. (Alwisol, 2009)
B.
Tekhnik Teori Humanistik
Yaitu
teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu
menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi
ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga timbul jika proses
pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang
lain.Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan
eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara
ketat. Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling ,(
Suryabarata, 2007) yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling
tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain:
1.
Membina hubungan baik (good rapport)
2.
Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan
keterbatasannya
3.
Merangsang kepekaan emosi klien
4.
Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.
Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.
Membuat klien menjadi adequate
Tekhnik
yang digunakan alam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.
Penerimaan
2.
Rasa hormat
3.
Memahami
4.
Menentramkan
5.
Memberi dorongan
6.
Pertanyaan terbatas
7.
Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.
Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut
merasakan apa yang dirasakan
9.
Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang
bermakna.
Teknik yang digunakan
oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi adalah agar
klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan
sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan
pada orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri
menjadi aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori
kepribadiannya dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki
kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada level
kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya
merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang
membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat
kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk
mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses
interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien
memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa
percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan
terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima
akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka
untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.
Teknik yang dianggap
tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client
centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers.
meliputi: (1)acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa
hormat); (3)understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan
hati); (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan
terbatas; dan (6) reflection (memantulkan pernyataan dan
perasaan).
Melalui penggunaan
teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri
dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan
diri; (4) mewujudkan dirinya.
C.
Kelebihan dan Kekurangan
1.
Kelebihan
a. Selalu mengedepankan
akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis.
b. Suasana pembelajaran
yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan
gagasan.
c. Keterlibatan peserta
didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan
hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya
mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
2.
Kekurangan
a. Teori humanistik tidak
bisa diuji dengan mudah
b. Banyak konsep dalam
psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
c. Psikologi humanistik
mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
Sumber/Daftar Pustaka:
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian
Dalam Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia
Suryabarata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo
0 komentar:
Post a Comment