TERAPI PSIKOANALISIS
A.
Sejarah
Psikoanalisis
Pada
tanggal 6 Mei 1856 Sigmund Freud lahir di Freibreg, kota kecil didaerah
Moravia. Ia berasal dari suatu keluarga Yahudi. Ketika ia berumur emapat tahun,
keluarganya pindah ke Wina. Ia bekerja pada laboratorium Profesor Breuer, ahli
ternama dalama bidang fisiologi (1876-1882). Beberapa tahun lamanya ia
mnegadakan riset mengenai kokaine, sejenis obat bius (1884-1887). Pada tahun
1886 ia menikah dengan Martha Bernays dan karena alasan ekonomis ia mengurangi
riset ilmiah dan membuka praktek sebgai dokter saraf. Namun, ia meneruskan
penelitian dibidang neurologi. Setelah itu ia berkunjung di Berlin dan menulis
beberapa karangan penting tentang cacat otak pada anak-anak. Lama-kelamaan
perhatiannya bergeser dari neurologi ke
psikopatologi. Terpengaruh oleh Breuer
sekitar tahun 1888 ia memulai memanfaatkan hipnosa dan sugesti dalam
praktek ilmiahnya. Intinya pada tahun
(1356 -1939) Freud mengembangkan gagasannya tentang teori psikoanalisa dari
praktiknya dengan pasien yang mengalami
gangguan mental. Dan Freud telah menghabiskan waktu hidupnya di Wina tersebut
dan kemudian pindah ke London menjelang akhir karirnya. (Gramedia, 1984)
Penemuan yang mengakibatkan nama Frued menjadi masyhur adalah
psikoanalisa. Istilah ini diciptakan Frued sendiri dan muncul pertama kalinya
pada tahun 1896. Menurut Frued psikonalisa merupakan suatu pandangan baru
tentang manusia, diamana ketidaksadaraan memainkan peranan sentral (Gramedia,
1984). Pandangan Ini mempunyai relevensi
parktis, kerena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami
gangguan-gangguan psikis. Tetapi perlu dicatat pengunaan klinis psikoanalisa
tidak merupakan perkembangan yang lebih lanjut dikemudian hari. Frued tidak
memulai dengan menyusun suatu ajaran. Teori psikonalisa lahir dari praktek dan
tidak sebaliknya. Psikoanalisa ditemukan dalam usaha menyembuhka pasien-pasien
histeris. Baru kemudian frued menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari
penemuanya dibidang parktis. Frued sendiri beberapa kali menjelaskan arti
istiah psikoanalisa, tetapi cara menjelaskannya tidak selalu sama.
Gagasan Sigmund Freud bisa dibagi menjadi empat periode. Periode
pertama yaitu periode eksplorasi neurosis pada tahun (1886-1895). Kedua yaitu
periode analisa diri (1895-1899). Ketiga yaitu periode elaborasi sistem
psikoanalisa serta psikologi id (1900-1914). Keempat atau yang terakhir yaitu
periode psikologi ego dari 1914 hingga akhir hayat Sigmund Freud pada tahun
1939.
Dalam periode pertama yaitu eksplorasi neurosis. Tidak beda dengan
ilmuan lainnya, Sigmund Freud menggunakan cara hypnosis yang dinamakan
kartasis. Dalam kartasis, pasien dihipnotis dan dikembalikan ke suatu memori
tarumatis, dan kemudian pasien dibiarkan melepaskan afeksi-afeksi yang tertekan
pada saat terjadinya trauma.
Periode kedua yaitu munculnya struktur kepribadian dari Sigmund
Freud yaitu struktur id, ego, dan superego. Id merupakan kepribadian yang
terdiri dari naluri, yang merupakan sumber energy psikis seseorang. Dalam
pandangan Freud sebelumnya, ia sepenuhnya tak sadari bahwa id tidak mempunyai
hubungan dengan realitas. Ketika anak mengalami tuntutan dan hambatan dari
realitas, suatu struktur kepribadian baru muncul, yaitu ego. Ego adalah cabang
eksekutif dari kepribadian karena ego membuat keputusan rasional. Superego
adalah struktur kepribadian dari Freud yang merupakan cabang moral dari
kepribadian, superego akan menimbang apakah sesuatu itu benar atau salah.
Pada periode 1939 yaitu akhir hayat Sigmund Freud. Setelah Sigmund
tutup usia, psikoanalisa cepat dan meluas. Ringkasnya pada tahun 1948 Melanie
Klein, Anna Freud 1965 dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang bermunculan
setelah wafat Sigmund. ( Sobur, 2003)
B.
Pengertian
Psikoanalisis/Psikologi Analisa
Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat
tentang sifat manusia dan model psikoterapi. Hasil dari ilmu psikoanalisa
mencangkup yang pertama adalah kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami,
kemudian pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaran
penderitaan manusia. Kedua, adalah
tingkah lakunya ditentukan oleh faktor-faktor tidak sadar. Ketiga, yaitu
perkembangan diri masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian di masa dewasa. Keempat,
yaitu teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja dalam yang berharga untuk
memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi suatu kecemasan
dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari
luapan kecemasan. Dan yang kelima, pendekatan psikoanalisa telah memberikan
cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas
mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transverensi-transverensi. (Gerald
dalam Adiatama, 1997)
Psikoanalisa menurut sejarahnya memiliki tiga makna yang berbeda.
Pertama, merupakan suatu sistem
psikologi Sigmund Freud yang secara khusus menekankan peran alam bawah sadar
serta kekuatan-kekuatan dinamis dalam pengaturan fungsi psikis. Kedua,
merupakan bentuk terapi terutama sekali yang menggunakan asosiasi bebas serta
berpijak pada analisa transferensi dan resistensi, sering kali di pergunakan
untuk membedakan antara pendekatan Freudian dari pendekatan Neo-Freudian dalam
bidang psikoanalisa yang sesuai. (Corsini, dalam Teralitera2003)
Psikoloanalisa dibedakan menjadi tiga arti yang terdapat pada
artikel Freud. Pertama, istilah psikoanalisa dipakai untuk menunjukkan suatu
metode penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti misalnya mimpi) yang
sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini
menunjukkan juga suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang
dialami pasien-pasien neurotis. Teknik pengobatan ini bertumpu pada metode
penelitian tadi. Ketiga, istilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih luas
lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui
metode dan teknik tersebut. Dalam arti terakhir ini kata “psikoanalisa” mengacu
pada suatu ilmu pengetahuan yang di mata Freud betul-betul baru. (Gramedia,
1984)
Dua hal yang mendasari teori psikoanalisa Freud adalah asumsi
determinisme psikis dan asumsi motivasi tak sadar. Asumsi determinisme psikis (psychic
determinism) meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan, atau
dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan itu semuanya secara alami
sudah ditentukan. Adapun asumsi motivasi tidak sadar (unconscious motivation)
meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan,
berpikir, dan merasa) ditentukan oleh motif tak sadar. Freud membagi struktur
kepribadian menjadi tiga, dan tiga struktur itu menjadi konsep utama yang ada
pada teori psikoanalisa. Perlaku seseorang merupakan hasil interaksi antara
ketiga komponen tersebut. Konsep-konsep utama yang terdapat di psikoanalisa itu
adalah struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego. (Corey,
dalam Adiatama 1997)
C.
Tujuan Terapi Psikoanalisis
1.
Membentuk
kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yang tak disadari
didalam diri klien
2.
Focus pada upaya
mengalami kembali pengalaman masa anak-anak
D.
Tekhnik Dasar Terapi Psikoanalisis
1.
Asosiasi Bebas
Adalah suatu
metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang
berkaitan dengan situasi-sitausi traumatik di masa lalu
2.
Penafsiran
Adalah suatu
prosedur dalam menganalisa asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
resintensi-risentensi, dan transferensi
3.
Analisis Mimpi
Suatu prosedur
yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan
kepada klien atas beberapa area
masalah yang tak terselesaikan
4.
Analisis dan
Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk
membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi
sebagaimana dia bias menanganinya
5.
Analisis dan
Penafsiran Transferensi
Adalah teknik
utama dalam Psikoanalisis karena mendorong klien untuk menghidupkan kembali
masa lalu nya dalam terapi
E.
Kelebihan dan
Kekurangan Terapi Psikoanalisis
Kekurangan Terapi Psikoanalisis
1.
Pandangan yang
terlalu detirmistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2.
Terlalu banyak
menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah
ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung
jawab individu berkurang.
3.
Cenderung meminimalkan
rasionalitas
4.
Kurang efisien
dari segi waktu dan biaya
Kelebihan Terapi Psikoanalisis
1.
Penggunaan
terapi wicara
2.
Kehidupan
mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk
meredakan pendertitaan manusia
3.
Pendekatan ini
dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-mimpi,
resintensi-resintensi, dan transfrensi-transfrensi.
4.
Pendekatan ini
memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku
serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.
Daftar
Pustaka/Sumber
Gerald
Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika
Aditama, 1997)
Raymond
Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini, (Surabaya:
Ikon Teralitera, 2003)
Sigmund
Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta:
PT.Gramedia,1984)
Nina
W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2011)
0 komentar:
Post a Comment